Jumat, 29 Maret 2013

Kesabaran Dalam Cinta Terakhir

Terkadang aku berfikir, bila seseorang merasakan cinta sungguh bahagia, namun di balik semua itu, cinta membuat orang lupa dengan kenyatan. Contohnya aku, ketika aku mengenal cinta, sungguh bahagia, tetapi aku tidak tau cinta yang ke berapa aku rasakan ini? Awal kenal dengan seseorang memang menyenangkan, kita ingin mengetahui  sosok dan karakteristik seseorang. Ketika sudah cukup lama kita mengenal sseorang, ingin rasanya mengenal lebih dekat dengan kata-kata menjalin suatu hubungan yang sering di sebut berpacaran.

 

Awal jadi sahabat memang jujur mengasikan, dia selalu ada dikala aku butuh dia, selalu menyapa aku dengan kata-kata lewat sms seperti “Crenk ….” Sering kali aku di sapa dengan kata-kata itu, namun jujur memang tidak lama aku menjalin komunikasi dengan dia, aku mengenal dia juga karena dia adalah mantan sahabat aku sendiri .  Bukan jeruk makan jeruk, sahabat aku sudah putus sekitar 4th dan tidak pernah menjalin komunikasi lagil. Aku kenal dia lebih dalam  melalui dunia maya yang lagi ngetren di kalangan masyarakat faacebook. 

 

Bahagia itu yang aku rasakan, dia ada saat aku lagi sendiri dan butuh seorang teman sekaligus kekasih. Ketika aku mengenal dia lebih jauh, aku selalu tersenyum, tertawa dan sebagainya. Tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Namun aku tau cinta hanya membuat orang bahagia sesaat. Benar bukan kebohongan teka-teki cinta. Apa yang aku rasakan saat awal menjadi teman, berpacaran sangat bahagia, dia selalu menyapa “Pagi chayank’q….” Lagi ngapain chayank…?” hhhaahhaaa Itu cm awal saja, bisa di hitung bulan. Tapi sekarang aku mesti menyapa duluan, namun aku tidak seperti aku yang dulu, cemburu berlebihan, egois, emosi, negative. Disini aku berusaha untuk sabar menjadi kekasih, mungkin karena usia aku yang sudah cukup dewasa. Aku hanya berfikir dia terlalu sibuk dengan tugasnya jadi aku percaya itu dan mau mengerti bila kadang sms aku tidak  di blz. Tapi apa, pikiran negative kadang terlintas mengahampiri aku, namaun aku selalu lawan dengan positif , itu ilmu yang aku dapat dari kata-kata orang bijak. 

 

Menurut aku semua pasangaan tidak ada yang salah, tidak ada yang sempurna, begitupun aku sebaliknya. Saling introfeksi diri sendiri saja. Dalam sebuah hubungan harus saling percaya dan terbuka satu sama lain. Apa bila pasangan kita mengeluh dan perlu teman sebagai teman cerita, kita ada dan posisikan diri kita sebagai sahabat. Namun kesalahan terkadang ada ketika seseorang curhat tentang keluhan pasangan dengan wanita/laki-laki lain, mengganggap dia paling baik karena sudah menemani dan mau mendengarkan keluhannya. Sesungguhnya itu salah, belum tentu sahabat atau teman yang kita sering diajak curhat lebih baik dari pasangan kita, karena kita hanya mengenalnya sebatas teman, memang lebih baik berteman dari pada berpacaran, itu akan beda kita rasakan.

Mungkin kini aku merasa, aku belum sepurna menjadi seseorang di hatinya,aku hanya perlu kejujuran hati, namun aku hanya berusaha memberikan sikap yang terbaik. Entah itu dia meneria aku dengan seperti ini? Jodoh itu semua hanya Tuhan yang tau, kita hanya sebagai actor yang menjalakan peran. Aku berfikir, bukan aku saja yang mengalami perasaan seperti ini, mungkin banyak???

 

Cinta itu hanya kebahagiaan sementara, kadang aku takut untuk jatuh cinta, berani jatuh cinta harus berani sakit hati. Orang yang aku sayang jauh di sebrang pulau, namun aku berusaha berfikir positif, aku cuma berharap yang terbaik untuk kita berdua.Punya sahabat atau teman memang wajar, namun tidak pantas mengeluh tentang kekurangan pasangan, itu memberikan tanda kutip bagi sahabat.Dalam kehidupan manusia, tanpa krikil ujian kehidupan belum sempurana.  Astungkara Hyang Widhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar