Kamis, 09 Agustus 2012

Menilai Cinta Seseorang Bukan Dari Fisik

 
Kadang orang berfikir tidak begitu sempurna, mungkin banyak orang yang menilai orang yang keterbelakangan adalah orang yang tidak sempurna dan orang sempurna adalah orang yang normal. Namun semua itu salah, ketika aku mengenal seseorang yang tidak jauh adalah ponakan tiri ku sendiri yang sering di panggil nanik. Aku mengenal nanik sudah cukup lama. Namun saya baru memahami nanik 5 bulan belakangan ini. Jujur saya katakan, nanik adalah orang yang kurang sempurna dimata manusia (tuli sebelah dan berbicara cukup kecil). Tuhan sudah mentakdirkan dia seperti itu. Namun dibalik itu Tuhan berkata lain. Orang yang tidak sempurna dimata manusia namun sempurna dimata Tuhan.

Aku selalu mengikuti kegiatan nanik, dia adalah orang yang super kreatif diantaraa teman-temannya yang normal. Di Bali terkenal dengan hari raya Nyepi. Ketika menjelang nyepi, nanik sangatlah kreatif, dia sibuk dengan pembuatan ogoh-ogoh. Semua yang dibutnya adalah suatu yang sangat berarti. Apapun yang dibuat nanik adalah pasti sangat positif dan hasilnya tidak pernah negatif atau mengecewakan. Begitu juga ketika festival layang-layang naniklah yang memenangkan lomba dengan hasil karnyanya sendiri.  

Nanik adalah anak kelas 3 SMA SLBN PTN Bali. Di sekolah dia mengikuti berbagai kegiatan seni, diantaranya adalah seni tari Calonarang, tari Api, Gegambelan, Band dan tarian lainnya. Setiap hari selasa dan kamis nanik pentas di suatu tempat yang cukup terkenal di Bali yaitu GWK (Garuda Wisnu Kencana) dan sabtu dia manggung di sebuah hotel daerah Seminyak-Kuta. Dengan segala tarian dia pentaskan. Begitu dihari libur, dia manfaatkan untuk suatu bisnis. Dia selalu mendapatkan orderan motor yang akan dimodifikasi. Segala alat dan perlengkapan sudah dia persiapkan. Dia membeli alat motor dengan uang hasil pentasnya.

Sungguh kagum, aku sebagai bibiknya selalu ikut kemana dia pentas. Sungguh tidak pernah aku bayangkan, begitu mahirnya dia memainkan berbagai tarian dan alat musik. Setiap ada kegiatan di sekolah aku selalu ikut utuk melihat dia belajar memainkan alat musik dan menari. Hampir semua aku kenal teman-temannya hingga gurunya. Sangat senang dan bahagia aku bisa berada di antara mereka. Walau kadang aku tidak mengerti bahasa mereka. Nanik selalu mengajarkan aku untuk berbicara menggunakan bahasa insyarat. Dari, nama, umur berapa, siapa namanya, kelas berapa, hingga pacar dan sebagainya. Tak terbayang aku melihat mereka yang bisu, hingga aku meneteskan air mata. Aku bersyukur dilahirnkan sangat sempurna. Bukan nanik saja yang sangat kreatif, tapi banyak temannya yang lain, sehingga mereka punya grop sanggar sendiri. Terlalu sering aku bergaul dengan mereka hingga akhirnya aku mengerti bahasa mereka.
 
Tak lama aku jatuh cinta dengan ponakan ku. Aku merasa kagum dengan kepolosan dan kejujurannya hingga membuat aku jatuh cinta ,begitu juga sebaliknya. Akhirnya aku dan nanik menjalin suatu hubungan. Sangat bahagia bagiku. Aku selalu tersenyum ketika bersamanya, dia mengajarkan aku untuk ditak menghina dan jujur. Namun ketika keluarga ku tau, dia sangat menolak cinta kita. Aku bersabar dan Tuhan pasti adil, mendengar, dan melihat hambanya. Memang aku salah namun aku terlanjur mencintai ponakan ku. Dimata Tuhan semua hambanya adalah sama. Keluarga ku sangat menentang, dia malu karena aku adalah seorang mahasiswi yang menyadang gelar S1. Sangat sulit bagi aku untuk memilih keluarga atau cinta. Aku belajar dari nanik untuk menilai orang jangan dari fisik, namun hatinya. Nanik berkata ”Orang tidak sempurna bukan berarti orang bodoh” namun “Orang sempurna bukan berarti orang hebat dan pintar”.

Albert Einstain adalah orang yang tidak sempurna dengan pendengaranya yang tidak normal dan hanya menyendiri namun siapa sangka dia adalah orang yang sangat pintar sehingga menjadi seorang ilmuan dengan berbagai karya-karyanya. Orang yang tidak sempurna akan membuat sesuatu apa yang dikerjakannya dan apa yang dilihatnya positif di depan mata. Namun orang yang sempurna adalah orang yang selalu mengikuti kemaunya yang diluar dari akal sehat untuk berbuat negatif dan melihat teman sebelah yang akan diikutinya. Menurut aku yang sudah lama bersama nanik, setelah menjalin hubungan 80% nanik berubah menjadi sangat sempurna dimata Tuhan. Aku selalu mengarahkannya ke positif, mengajak bicara dengan nada yang keras dan jelas, mengajarkan dia bagaimana cara mengetik biar benar. Dia sangat semangat dan Astungkara dia sama sekarang seperti aku normal. Terima kasih Tuhan, ketika aku kenal nanik, aku tau nilai seseorang bukan dari fisik.


15.Star