Terkadang aku berfikir, bila
seseorang merasakan cinta sungguh bahagia, namun di balik semua itu, cinta
membuat orang lupa dengan kenyatan. Contohnya aku, ketika aku mengenal cinta,
sungguh bahagia, tetapi aku tidak tau cinta yang ke berapa aku rasakan ini?
Awal kenal dengan seseorang memang menyenangkan, kita ingin mengetahui sosok
dan karakteristik seseorang. Ketika sudah cukup lama kita mengenal sseorang,
ingin rasanya mengenal lebih dekat dengan kata-kata menjalin suatu hubungan
yang sering di sebut berpacaran.
Awal jadi sahabat memang jujur
mengasikan, dia selalu ada dikala aku butuh dia, selalu menyapa aku dengan
kata-kata lewat sms seperti “Crenk ….” Sering kali aku di sapa dengan kata-kata
itu, namun jujur memang tidak lama aku menjalin komunikasi dengan dia, aku
mengenal dia juga karena dia adalah mantan sahabat aku sendiri . Bukan
jeruk makan jeruk, sahabat aku sudah putus sekitar 4th dan tidak
pernah menjalin komunikasi lagil. Aku kenal dia lebih dalam melalui dunia
maya yang lagi ngetren di kalangan masyarakat faacebook.
Bahagia itu yang aku rasakan, dia
ada saat aku lagi sendiri dan butuh seorang teman sekaligus kekasih. Ketika aku
mengenal dia lebih jauh, aku selalu tersenyum, tertawa dan sebagainya. Tidak
bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Namun aku tau cinta hanya membuat orang
bahagia sesaat. Benar bukan kebohongan teka-teki cinta. Apa yang aku rasakan
saat awal menjadi teman, berpacaran sangat bahagia, dia selalu menyapa “Pagi
chayank’q….” Lagi ngapain chayank…?” hhhaahhaaa Itu cm awal saja, bisa di
hitung bulan. Tapi sekarang aku mesti menyapa duluan, namun aku tidak seperti
aku yang dulu, cemburu berlebihan, egois, emosi, negative. Disini aku berusaha
untuk sabar menjadi kekasih, mungkin karena usia aku yang sudah cukup dewasa.
Aku hanya berfikir dia terlalu sibuk dengan tugasnya jadi aku percaya itu dan
mau mengerti bila kadang sms aku tidak di blz. Tapi apa, pikiran negative
kadang terlintas mengahampiri aku, namaun aku selalu lawan dengan positif , itu
ilmu yang aku dapat dari kata-kata orang bijak.
Menurut aku semua pasangaan tidak
ada yang salah, tidak ada yang sempurna, begitupun aku sebaliknya. Saling introfeksi
diri sendiri saja. Dalam sebuah hubungan harus saling percaya dan terbuka satu
sama lain. Apa bila pasangan kita mengeluh dan perlu teman sebagai teman
cerita, kita ada dan posisikan diri kita sebagai sahabat. Namun kesalahan
terkadang ada ketika seseorang curhat tentang keluhan pasangan dengan
wanita/laki-laki lain, mengganggap dia paling baik karena sudah menemani dan
mau mendengarkan keluhannya. Sesungguhnya itu salah, belum tentu sahabat atau
teman yang kita sering diajak curhat lebih baik dari pasangan kita, karena kita
hanya mengenalnya sebatas teman, memang lebih baik berteman dari pada
berpacaran, itu akan beda kita rasakan.
Mungkin kini aku merasa, aku
belum sepurna menjadi seseorang di hatinya,aku hanya perlu kejujuran hati,
namun aku hanya berusaha memberikan sikap yang terbaik. Entah itu dia meneria
aku dengan seperti ini? Jodoh itu semua hanya Tuhan yang tau, kita hanya
sebagai actor yang menjalakan peran. Aku berfikir, bukan aku saja yang
mengalami perasaan seperti ini, mungkin banyak???
Cinta itu hanya kebahagiaan
sementara, kadang aku takut untuk jatuh cinta, berani jatuh cinta harus berani
sakit hati. Orang yang aku sayang jauh di sebrang pulau, namun aku berusaha
berfikir positif, aku cuma berharap yang terbaik untuk kita berdua.Punya
sahabat atau teman memang wajar, namun tidak pantas mengeluh tentang kekurangan
pasangan, itu memberikan tanda kutip bagi sahabat.Dalam kehidupan manusia,
tanpa krikil ujian kehidupan belum sempurana. Astungkara Hyang Widhi